KOTA

[tempat bersejarah] [desa]

YOGYAKARTA

Kota Yogyakarta atau Yogya, memiliki banyak tempat yang mengingatkan kita pada kejayaan masa lalu. Hanya beberapa blok dari tempat tinggal sultan, yang dalam bahasa Jawa disebut Keraton, dapat disaksikan sisa-sisa dari tempat peristirahatan dan taman hiburan keluarga raja yang bernama Taman Sari.

Selain itu Yogyakarta merupakan pusat kebudayaan tradisional yang sedang dalam proses peralihan. Jaman keemasan kesultanan telah berlalu, dan masa baru telah tiba. Menghadapi masa baru itu, Yogya masih tampak tua dan tradisional.

Nilai-nilai usang dari kerajaan Mataram tidak lagi relevan. Semua telah meluruh dengan semangat modernitas, suatu proses yang telah berlangsung sejak perang kemerdekaan.

Meskipun banyak aspek kebudayaan masih terpelihara dan kesenian klasik masih hidup, Yogya telah menjadi sebuah kota murni Indonesia—barangkali yang paling Indonesia di negeri ini, karena begitu banyak pemuda dari seluruh nusantara berkumpul di sini untuk belajar atau bekerja. Keadaan ini tak pelak lagi menyebabkan bertemunya dan akhirnya bercampurnya nilai-nilai dan unsur-unsur kedaerahan dari seluruh daerah di Indonesia.

Yogyakarta juga sering dijuluki Kota Perjuangan karena peranannya sebagai ibukota RI selama masa perang selama paruh kedua 1940-an. Yogya juga dikenal sebagai Kota Sepeda karena banyaknya sepeda yang memadati jalan-jalan, walaupun perlahan-lahan kendaraan yang populer ini digantikan oleh sepeda motor dan mobil yang berisik.

Satu sebutan yang sangat khusus dan populer ialah Kota Pelajar yang merupakan sebutan yang amat sesuai karena Yogyakarta merupakan salah satu dari pusat-pusat pendidikan yang terkemuka di Indonesia dan memiliki jumlah pelajar dari berbagai daerah dalam angka yang besar dalam komposisi populasinya.

SEMARANG

Semarang, ibukota propinsi Jawa Tengah, terbagi menjadi dua bagian, Semarang atas dan Semarang bawah. Daerah bawah meliputi pelabuhan dan daerah komersial, dan daerah atas meliputi area perbukitan.

Lima kilometer dari pusat kota terdapat Gedung Batu, suatu kuil Cina yang terletak di perbukitan. Terdapat juga sisa-sisa benteng tua peninggalan Belanda dekat Stasiun Poncol. Pasar Johar di pusat kota menarik para pengunjung. Selama hari raya Idul Adha perayaan Dug-dor diadakan di sekitar Masjid Agung. Sekitar Candi Lama dan Candi Baru ada Puala Tirang (Bergota) yang merupakan situs peninggalan jaman Hindu, pesanggrahan Pageran Puger—seorang panglima militer Mataram. Ada juga makam Kyai Pandan Arang dan Kyai Saleh.

Gereja Blenduk yang dibangun pada abad ke-18 masih berfungsi sampai sekarang. Simpang Lima merupakan tempat menarik dimana masyarakat berkumpul setiap pagi, berolah raga, sarapan pagi, selain kehidupan malamnya yang menawarkan pedagang kaki lima yang menyediakan makanan dan minuman.

SURAKARTA

Solo, atau Surakarta, dahulu merupakan pusat Kasunanan Surakarta—sebuah daerah otonom di bawah seorang sultan, yang di solo dipanggil Sunan. Kasunanan ini sudah tidak ada lagi, dan Solo telah menjadi ibukota kabupaten biasa. Solo merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa. Tari-tarian dan wayang kulit, keduanya diiringi gamelan, sering dipertunjukkan untuk para pengunjung. Pasar Klewer merupakan pasar tekstil yang sangat terkenal di Solo. Tempat menarik lainnya ialah Taman Hiburan Sriwedari.

Solo juga memiliki berbagai festival dan upacara tradisional seperti Suran, tahun baru penanggalan Jawa dan Garebeg Maulud yang diadakan tiga kali setahun.

[tempat bersejarah] [desa]

bricks

| Contact | Webmaster |

Kerjasama antara DEPARTEMEN PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA Republik Indonesia, dengan PT. ASANA WIRASTA SETIA, Jakarta

Institusi Pendukung: InCoDE, Yogyakarta

1999