TARI

[ Teater ] [ Musik ]

Tradisional

GAMBYONG

Gamgbyong dapat ditemukan di banyak daerah di Jawa Tengah dan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Satu atau lebih penari menampilkan tari gambyong pada acara-acara seperti upacara perkawinan, penyambutan tamu, atau sebagai tari pembuka pada pertunjukan wayang wong oleh kelompok-kelompok wayang wong seperti Ngesti Pandawa dari Semarang dan Sri Wedari dari Surakarta.

JATHILAN

Para penari jathilan menggunakan kuda dari kepang (lembaran anyaman bambu), dan membawa senjata seperti pedang atau tongkat. Tokoh-tokoh prajurit mengenakan celana sebatas lutut, kain batik bawahan, kemeja atau kaus lengan panjang, setagen, ikat pinggang bergesper (epek timang), selempang bahu (srempeng), selendang pinggang (sampur) dan kain ikat kepala (udheng giling, iket, atau irah-irahan) dengan atau tanpa hiasan telinga (sumping). Para penari berdandan mencolok dan mengenakan kacamata hitam.

BEDHAYA

Tari bedhaya diyakini diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram awal abad ke-17. Termasuk tarian yang dianggap keramat secara turun-temurun bagi raja-raja di Jawa tengah dan sampai sekarang hanya dipertunjukkan di istana pada acara-acara khusus. Ditarikan oleh sembilan penari istana yang paling cantik dan halus, tari bedhaya penuh dengan perlambang; ia juga merupakan contoh kesempurnaan. Gerakan-gerakannya luar biasa pelan, menciptakan suasana hening, tenteram dan khidmat.

SERIMPI

Serimpi merupakan tari klasik Jawa yang berasal dari lingkungan kerajaan berabad-abad silam. Tarian ini selalu dimainkan oleh empat penari wanita. Ada banyak bentuk tari serimpi, masing-masing digubah selama masa pemerintahan masing-masing raja yang berkuasa baik di Yogyakarta maupun di Surakarta.

[ Teater ] [ Musik ]

bricks

| Contact | Webmaster |

Kerjasama antara DEPARTEMEN PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA Republik Indonesia, dengan PT. ASANA WIRASTA SETIA, Jakarta

Institusi Pendukung: InCoDE, Yogyakarta

1999